top of page

Tamna City

Tamna (Korean: 탐나 [ꭲʌꮇ.🇳ʌ] also sometimes known as Tangna (탕나), Seomna (섬나), and Tammora; lit. "island country"), adalah ibu kota Provinsi Jeju di Korea Selatan dan kota terbesar di Pulau Jeju. Kota ini dilayani oleh Bandara Internasional Tamna)

Terletak di sebuah pulau di lepas Semenanjung Korea, Tamna memiliki cuaca yang sejuk dan hangat sepanjang tahun. Kota ini terkenal sebagai kota resor, dengan hotel-hotel bergengsi dan fasilitas kasino umum. Pada tahun 2011, 9,9 juta penumpang terbang antara dua kota Seoul dan Tamna, menjadikan rute Gimpo-Tamna, rute penumpang tersibuk di dunia.

Tamna menyambut lebih dari sepuluh juta pengunjung dari daratan Korea Selatan, Jepang, dan China setiap tahun. Populasi Kota Tamna adalah 486.306 ribu jiwa, yang terdiri dari 205.386 rumah tangga (244.153 pria dan 242.153 wanita, dicatat pada bulan Februari 2019. Kepadatan populasi Tamna adalah 470,03 (per km persegi, 2015).

Menjadi Ibukota

Pemerintahan yang bersifat autonom membuat satu provinsi yang paling kaya di bagain Selatan negeri ginseng itu ingin mengatur daerahnya sendiri. Keputusan gubernur Jeju pun tidak dapat ditolak oleh pemerintahan pusat Korea Selatan karena banyaknya kontribusi dan keuntungan yang dihasilkan oleh sektor pariwisata dan perdagangan di provinsi Jeju untuk negara.

Usai permintaan tersebut disetujui dan ditandatangani secara resmi oleh Presiden pada tahun 2010, provinsi Jeju pun menunjuk satu daerah yang berlokasi di pusat pulau Jeju tersebut sebagai ibukota dari provinsi mereka yang baru. Demi menjunjung nama yang pernah digunakan oleh leluhur untuk menyebut pulau tercinta mereka, nama kota Tamna (탐나) pun ditunjuk sebagai nama resmi dari ibukota provinsi sekaligus pulau Jeju.

Tamna dan Tiga Fraksi

Berawal dari penduduk yang dispesialkan dengan hukum dan tata kota yang adil, menguntungkan rakyat, transparan. Mereka yang menyebut diri mereka sebagai Dominant mendapatkan begitu banyak keuntungan dari pemerintah sebagai bentuk apresiasi pimpinan bagi warga yang menaati peraturan serta menjadi warga yang baik. Sementara Recessive di sisi lain, adalah golongan orang-orang yang tentu saja tidak bodoh, kritis, dan memiliki daya juang yang kuat. Tidak selamanya apa yang diterapkan oleh pemerintah kota Tamna merupakan hal baik dan menguntungkan, dengan menjadikan Dominant penduduk favorit, maka ada banyak kerugian yang diterima oleh Recessive dan semua kegiatan yang sekiranya dapat melawan peraturan pemerintahan kota Tamna, harus dijalankan secara underground. Pergerakan bawah tanah itu pun semakin marak, sehingga pemerintah harus melakukan perlawanan terhadap sisi Recessive.

Sementara itu, golongan ketiga yang menjadi tanda tanya, alias mereka yang dicap sebagai golongan abu-abu juga cukup membuat pemerintah sakit kepala. Menyebut diri sebagai Neutral, pemerintah melihat golongan ini sebagai ancaman jika tidak segera diarahkan ke jalan yang menurut mereka benar, yakni Dominant. Usaha pemerintah dan para Dominant untuk membantu orang-orang ini tentu tidak sembarangan, misalnya memberikan keyakinan akan kehidupan yang lebih baik—tapi kubu Recessive juga tidak kehabisan akan orang-orang cerdik di dalamnya. Ketika Neutral berhasil berpihak kepada Recessive, di situ lah Dominant dikalahkan.

Wajah di Balik Topeng

Melihat rakyatnya berperang ternyata merupakan kenikmatan tersendiri untuk kubu yang sedang memerintah di kota Tamna. Dominant dijadikan tameng, Recessive dijadikan sumbu api, Neutral dimanfaatkan menjadi boneka. Selama berada di bawah pemerintahan Nam Yoonseok, kota Tamna mengalami begitu banyak tragedi hingga merenggut ratusan nyawa selama kurang-lebih dua tahun lamanya. Berbagai berita duka lalu-lalang, pertumpahan darah dan air mata tanpa henti. Di balik penderitaan dan benci yang dirasakan oleh masyarakat, Nam Yoonseok sendiri lah dalang dari semua tragedi yang bermunculan di kota Tamna. Keadilan yang selama ini berjalan semata-mata hanya strategi untuk mendapatkan suara dan hati rakyat, tapi pada akhirnya pun, setiap individu yang memiliki ideologi berlawanan dengan pemerintah akan mati, tak peduli apakah Dominant, Recessive, atau Neutral.

REVOLUSI LAGI SETELAH ELIMINASI

"Berapa lama lagi kami harus menderita?"

"Tidak lama lagi."

Mengeliminasi alias membunuh individu yang tidak sejalan dengan rencana pemerintah adalah agenda prioritas Nam Yoonseok. Berbagai usaha dilakukan oleh warga untuk menyelamatkan keluarga mereka dari ancaman gila pemerintah, sampai revolusi baru dilakukan di Tamna. Kericuhan terjadi, ribuan manusia turun ke jalan untuk melengserkan Nam Yoonseok dari tahtanya. Memerlukan perjuangan keras hingga mereka dapat mencapai tujuan. Nam Yoonseok dikabarkan hilang, pemerintahan kosong, warga ditinggalkan, pemimpin baru diimpi-impikan. Tamna membutuhkan sosok baru yang bisa menjadikan kota mereka tempat yang lebih layak dan aman untuk ditinggali, dan orang-orang ini pun muncul saat Tamna membutuhkan pimpinan dan sistem yang lebih baik...

SIAPA?

"Adakah yang harus kami takuti?"

Beberapa orang mengatakan, "hidup lah dengan sehat jika kalian tinggal di kota Tamna. Ini serius, jangan abaikan kesehatan luar dan dalam. Jadi lah manusia yang memiliki paras menawan, jadi lah manusia yang punya tubuh idaman, jadi lah manusia yang sehat dengan mengonsumsi makanan yang sempurna! Kuat kan hati kalian, jangan sampai..."

(akan berlanjut seiring berjalannya storyline Tamna City)

© 2021 Tamna City, Roleplaying Purposes

bottom of page